Kembali teringat, ketika aku dalam diam.
Menyayangimu dalam diam.
Mendo'akanmu tanpa ada yang tau.
Dengan sederhana, aku serba tau.
Entah dari mana.
Entah karena apa.
Aku benar-benar mengagumimu dalam diam, waktu itu.
.
Berjalannya sang waktu.
Entah seberapa jauh aku mengenalmu.
Entah seberapa jauh pula kamu mengenalku.
Seberapa sering aku tau kebiasaanmu.
Seberapa sering kamu juga tau kebiasaanku.
Hingga, apa hubungan kita?
.
Jalani saja, katamu.
.
Dan, ketika Sang Pembolak-balik hati membolak-balikkan hatiku.
Ketika aku ingin berbalik dan beranjak pergi.
Tertahan, karena aku ditahan.
Hingga akhirnya aku bertahan.
Sampai sekarang.
.
Lalu kamu bertanya, aku menganggapmu apa?
.
Duh, merasa tak kuanggapkah kamu?
Lalu selama ini, aku siapa?
Apa arti hadirku bagimu?
Apa arti hadirmu bagiku?
Tak berartikah yang terjalani?
Tak ada artinyakah semua yang aku lakukan?
Tak ada artinyakah semua yang kamu lakukan?
Apa sebab dari pertanyaan itu?
.
Aku benar-benar serasa terbunuh dalam sekejap.
Ingin rasanya, aku kembali dalam diam saja.
Mengagumi dan menyayangimu dalam diam.
Dengan sederhana dan cukup aku yang tau.
Bisakah?
Tidak. Ini tidak akan bisa.
Karena kamu tak pernah menyukai diamku.
.
Selanjutnya, aku bagaimana?
Tetap menganggapmu seperti biasanya?
Atau bagaimana?
Ingin aku bertanya,
Ah selalu ku urungkan.
Andai ini terbaca, kamu ingin ku anggap apa?
Hingga terjawab. Jelas.
Untukmu, sesuai keinginanmu, untuk bahagiamu.
______________
06:18
11062017
0 komentar:
Posting Komentar