Jumat, 29 Juli 2016

U(n)tukmu

Dan hati ini kian saja terasa kelam, yang pekatnya lebih hitam dari ukiran malam.
Sepenggal ragu menggurat asa jika rindu itu tiba, akankah kita indah seperti  jingga saat matahari menua?
Yang ku semogakan, semoga selalu terjaga apa yang layak dijaga dan tetap selalu dijaga. Semoga baik-baik.
Untukmu, yang sampai kini namanya selalu ada dalam deretan do'a.

Di bawah semesta

Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahayanya menusuk citra

Pahatan gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zambrud
Tinggi dan tajam

Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah snubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di Selah Kaki-kaki mengejek Karya-karyanya

Di manakah aku berada…?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani ini
Tebarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya
Serasa bertualang di negeri tak bertuan..

Alam

Belum tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap Jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam pagi..

Kamis, 28 Juli 2016

Hujan disenjaku

Rinai hujan tak lagi mau berhenti
mengguyur alam, membasahai bumiku

Langit penuh awan putih, berbisik pada lembayung senja
membisu dengan seribu bahasa

Tak mau tersenyum berbincang dan menyapa
sesepi perjalanan di kronologi waktuku

Ku dengar sesayup sapamu memanggil di kejauhan
di antara gemuruh hujan dan tiupan angin

Sapamu tenggelam bersama datangnya halimun senja
mendingin dalam kebekuan sinar jingga

mentari senja enggan bernyanyi
rintik hujan masih saja asyik menari

sesapih harapan di tengah kubangan waktu
berharap bersama asa yang selalu timbul tenggelam

dalam gelepar sore yang menghunus jiwa
senja hampir hilang terbawa derasnya air hujan..

Rabu, 27 Juli 2016

Sajak dalam sunyi

Kala jenuh,penat dan bosan menghampiri diri.
Tak banyak yang bisa kulakukan,diam dalam sunyi itu yang kulakukan
Menutup diri dalam ruang satu pintu,mencoba membuat batasan antara aku dan kejenuhan
Pada akhirnya disinilah aku,sendiri dalam diam,dalam kesunyian

Bersembunyi dari keramaian,bagai ulat yang melakukan hibernasi dalam kepompong
Tak memperdulikan dunia luar, sibuk merangkai angan,merangkai mimpi
Hingga pada waktunya nanti ulat akan berganti menjadi kupu-kupu indah
Ulat yang tak mampu pergi jauh,ulat yang awalnya hanya bergerak dari daun kedaun
Kini mampu terbang  bebas ,yah nanti bila sudah waktunya pun aku akan keluar dari
Pintu pembatas ini terbang bebas bak kupu - kupu
Aku hanya perlu bersabar sedikit saja, melewati semua proses ini.

Jika saja aku mampu memperbudak waktu , aku akan menghentikannya ketika ku menjadi kupu-kupu
Terbang bebas tanpa memngunci diri dalam pintu pembatas,
Tak perlu lagi jadi kepompong menikmati indahnya dunia.

Kamis, 21 Juli 2016

Ri(n)du

Desir angin malam terasa begitu menusuk, sayup terdengar melodi sang Amor, menguliti tiap helai perasaanku, perlahan tapi pasti,aku terhayut dalam buaian..
Beribu bintang di angkasa bersaksi,
Bulanpun terpaku menatap hatiku,
Suara-suara kecil melengapi sebuah melodi,.

Langit malam menemaniku,
Melukis indah rona bayangmu,
Menghiasi asaku dalam penantian,
Penantianku akan hadirmu..

Andai bintang-bintang bisa berbisik,
Ingin ku titip salam rinduku,
Pada seorang insan dijauh sana,
Yang berharap dalam keheningan..

Seluruh isi jagat raya tak kan mampu,
Tak kan cukup membuatku terhibur,
Membuat melupakan bayang-bayangmu,
Yang teramat benar dalam hatiku,.

Seribu kata rindu pun tak kan cukup,
Mewakili seluruh isi hatiku,
Segudang kata puisi pun takkan melegakanku,.

Angin yang membelaiku,
Menghadirkan aroma tubuhmu,
Menambah gairah asa dalam mimpiku,
Andai engkau tau,
Betapa hebat yang kurasa..
Kini, ku ingin kau hadir entah nyata ataupun mimpiku.

Minggu, 17 Juli 2016

Awal sembilanbelas

Pagiku,
Awal sembilanbelasku,
Lampu jalan dalam pekat Fajar saksi perjalanan (kami)..
Mentari yang perlahan bersinar,
mengufuk di timur bersuar,
merah kekuningan warna pendar..
Bersit menyebar di celah-celah embun,
bertaburan butir mutiara berkilauan daun,
tersepuh surya yang datang mengecup santun..

Pagi ini kurasakan sesuatu yg berbeda.
Entah apa, Entah mengapa.
Ku tak dapat mengenalinya..
Yg ku tau hanyalah ada segenggam rasa, yang merengsak memaksa memenuhi rongga dada, lalu naik menuju jiwa..
Membuatku sesak. Membuatku tak berdaya..

Semua itu ada saat bayangmu hadir menyapa, eh hey ini tak hanya bayangmu. Tapi nyata hadirmu dihadapanku, disampingku tepatnya.
Apa yg kurasakan?
Mungkinkah...
Ah, biar aku saja yang tau.

Biarkanku sendiri,
Berilah aku ruang.
Berikanlah aku waktu,
Sebuah ruang utk bernafas.
Sebuah waktu untukku menyapa sadarku..
Yakinkah aku lagi, walau akupun kini telah merasa yakin..

Akhir 18ku

Hari ini, hari terakhir di usia 18tahunku dalam hitungan Masehi.
Waktu,
yang terkadang terasa berlari, atau merangkak begitu lambat.
Namun yang pasti dia tak akan pernah berhenti.
Terus meninggalkan kita yang masih tergagap, dan ternganga-nganga
seperti malam yang meninggalkan pagi …
Merangkai misteri dalam dalam bingkai cerita yang penuh tanda Tanya,
namun PASTI..!!!
Seperti “maut” yang menjumpai jiwa yang masih terbalut raga.
Seperti api yang membakar kayu menjadi abu.
Lalu, masihkah kita akan membiarkan waktu berlalu tanpa sesuatu,
atau kita berpasrah diri ditelan “waktu”
karena tak akan ada yang mampu menghentikan “waktu”
sekalipun langit runtuh….dan bumi mendadak beku.
Apa yang telah pergi tak akan sama dengan apa yang akan datang kembali.
Sekali harus berarti, karena yang Maha Menciptakan telah bersumpah.
Demi Waktu,
Sesungguhnya manusia dalam keadaan yang merugi, kecuali
mereka yang beriman dan yang selalu saling menasehati.
Dalam hal kebaikan dan kesabaran.
Waktu,
memang tak akan pernah berhenti,
terus bergulir mengalir bagai air..
.
Dan ini, terakhir aku seperti ini. Mulai esok, akan ku perbaiki diri ini.
Allah, ridloi satu harapku kini.. aamiin.

Minggu, 10 Juli 2016

Kisah Annawawi (2)

untuk kau yang sedang merindu rembulan...
kerika cinta adalak rasa dan rasa adalah cinta itu sendiri.
betapa indahnya rasa rindu ini..
rindu yg tak kunjung lekang bersama diri mu yg tlah pergi...
namun,  rindu ini begitu indah untuk d lupakan karna ada kau disana..
kau tanam kan rasa yg sebegitu kauatnya menancap,  lalu kau runtuhkan begitu saja...  kau datang tanpa permisi dan kau pergi tanpa pamit...  oh...  rindu ini msh saja bersama ku...  aku dgn bayangan mu...
ya hanya bayangan mu bersama angan ku...  cerita yg berikan terlalu sempurna untuk aku lupakan...  untuk diri mu disana...  salam sejuta rindu ku untukmu... maaf...  aku msh menyimpannya..

Annawawi - Magetan

Kisah Annawawi

bagaimana aku tak merasa mjd org terjahat d kehidupan nya...  ia mengajarkan ku cara menjaga rasa...  cara memupuk rasa...  dn merawat nya...  namun ia tak pernah mengajarkan cara untuk sekedar terbiasa tanpa dirinya...  ia putus kan untuk pergi...  dn ia tiba" datang lagi dgn segala kebenaran yg dimiliki nya...  mungkin kata maaf yg pernah bisa menebus satu khilafku padanya...  aku terima...  namun ia msh saja menarik ulur hati ini yg tlah bs tersenyum...  kenapa ia datang dgn mmbawa kenangan yg indah namun ia kemas mjd kepahitan...  segitukah...  begitukah...  sebenarnya apa yg d inginkan seorang wanita...

Annawawi - Magetan

Hanya ingin

heyy.. heyy...  siapakah aku...  yg berani melangkah cepat agar mengenal diri mu...  hampir saja aku lupa diri...  siapa aku...  yg ingin lbh dekat dgn mu...  heyy... heyy...  aku hanya pengagum mu... 
aku hanya ingin kau mjd tokoh dlm cerita ku...
ahh...  terlalu cepat aku berharap... 
uhhh...  kau...  coba tengok senyum mu...  adakah aku pantas menjadikan mu sbg kamu dlm bait ku...??  ohhh...  aku hrs melihat beningnnya mata air yg memantulkan bayangan...  siapa lah aku...  maaf...

Annawawi - Magetan

Malam misteri

Malam yg penuh misteri..  ku sibak tirainya...  tapi...  aku hanya berkata...  alangkah indahnya.. malah yg tk pernah bertemu dgn terangnya sinar mentari...  namun...  malam bahagia krn rembulan selalu mememani...  aku tak mau mjd rembulan...  dn aku tak ingin kau mjd malam yg penuh dgn misterinya...  aku hanya ingin mjd aku...  yg mencoba mengenal kau sebagai tokoh dlm cerita ku...
alur... mengalir...  menerobos d celah" bebatuan...  sulit...  aku ingin mjd alirannya...  dn kau muarannya...  kau...  muara itu..  ato aku akan menghilang meresap d serap tanah...

Buah karya:
Annawawi - Magetan

See you Ramadlan

Ramadlan, secepat inikah? Kehadiranmu segera beranjak pergi.
Kau pergi sebelum rinduku terobati.
Apakah karena aku yang tak bisa memanfaatkanmu? Sehingga aku kurang memaknai dan giat beribadah mengejar pahala. Mungkin jua kepadamu aku pura-pura rindu.
Ramadlan, kini sabitmu mulai nampak melengkungkan senyum. Bahkan bintang-bintang bersinar terang. Inikah pertanda kau akan bergegas pergi, meninggalkan kami?
Kini tinggal menghitung hari.
Ramadlan, akan ku rindukan kemuliaanmu, kesempurnaanmu, dan keindahan diantara sepertiga malammu, waktu-waktu ijabahmu, waktu berbuka, waktu berdo'a, hingga waktu bermaaf-maafan tiba..
Ramadlan, semoga kau inginkan kami meraih kemuliaanmu hingga akhir.. aamiin

23:07 WIB
26 Ramadlan 1437 H
30 Juni 2016 M.

Syahdu malamku

Indah dalam balutan warna hitam
Bertebaran bintang laksana intan
Ditemani rembulan yang terpaku dan tersipu dengan wajah sendu
Awan berarak menyapa dunia

Indahnya langit malam ini
Dalam kesahduan yang terwakilkan
Membalut kerinduan
Menjelma dalam penantian

Malamku diatas kesayahduan

Saat semilir angin semilir menerpa tubuhku
Halus membawa kesejukan
Dalam alunan keheningan
Inilah lukisan indah dari sang Maha Indah
Wajah keindahan yang maujud dari sang pemilik Alam
Akankah ini sebuah kebetulan
Atau kah,
Ini adalah bukti bahwa Dia, adalah Tuhan?
Tuhan yang mempertemukan.
Tuhan yang mem'kunfayakun'kan.

10 Juli 2016
23:26 p.m

Kamis, 07 Juli 2016

Andai saja

Andai kau tau.. Benar, andai kau tau.
Tapi itu hanya andai. Kau tau? Itu andai. Dan kamu nggak tau kan? Kamu nggak tau tentang ini.. jika kamu tau, aku juga mungkin nggak akan tau.
Ada apa sebenarnya? Seperti ada drama dibalik semuanya. Aku mungkin tak perlu tau dan menahu. Tapi apa salah jika aku mengetahui? Sudahlah tak penting juga jika dibahas..
Setidaknya aku tau apa yang kamu inginkan sekarang. Apa yang kamu rasakan sekarang. Apapun, jika itu yang perlu aku tau. Apapun, aku ikhlas dengan apa yang terjadi selanjutnya. Apapun.
Aku hanya bisa bilang "nggak apa-apa" dan "nggak ada apa-apa". Karena menurutku, kamu hanya ingin tau.. kamu belum tentu mengerti.. Maaf, maafkan aku.
Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?

Rabu, 06 Juli 2016

Abstrak

Ingatkah ketika jaim
Ingtkah ketika dingin
Ingatkah ketika tak lazim
Bukankah kita hanya berbicara lewat tali yang abstrak

Hingga terdengar tanpa harus terbentak
Semua berlangsung tanpa terhitung
Hingga hitungan sekian aku merasakan ada duri lembut yang menusuk relungku
Sakit ? Tidak !
Perih ? Tidak !

Sempat untuk melangkah namun mundur
Sempat untuk melayang lalu menghilang
Namun semua hanya sekejap
Seluruh rasa tak mampu berucap

Karena hati tak mampu mendeskripsikan dengan cakap
Blur ! Tak nampak jelas karena terlebur
Rasa yang sulit diterjemahkan karena sebuah kesalahan
Bukan karena kebetulan, karena semua ini kebenaran

Jatuh ? Sudah dalam
Jauh ? Sudah silam
Dekat ? Semakin terjerat
mengikat ? Semakin erat

Lanjut
Menggenggam tanpa harus mencengkeram
Melangkah tanpa harus buta arah
Semua akan nampak dengan nyata karena semua bukanlah fatamorgana
.
7 Juli 2016
02:40 WIB