Jumat, 15 Desember 2017

Pamit

Tentang Pamit,
Bolehkah aku permisi?
Meninggalkan segala kenang
Juga dusta yang perlahan kau timang
Menepikan segala harap
Satu,  Jangan lagi kau dekap
Tanpa kau tau,
Ada jiwa yang lelah
Menunggu pasti dengan segunung pasrah
Pamit, dengan membawa rindu.
Dan rasaku yang (mungkin) masih padamu.

Kamu dan senja

Menunggumu, kukira engkaulah takdirku,
Tapi seiring waktu,
Ternyata itu hanya semu.

Pernah kuberbagi senja dalam impian bersamamu,
Saat kau begitu peduli untuk tahu segala tentang aku,
Janji membawaku ke senja tak bertepi,
Nyatanya itu hanya bertahan sebatas memori.

Kini harus kulepas seiring senja demi senja tanda berganti hari,
Melepasmu,
Seperti merelakan senja di satu hari,
Untuk kemudian menjemput ribuan senja.

Hingga saat itu tiba,
Ketika aku telah lebur bersama semburat jingga,
Yang tak pernah ada kata usai bahkan hingga ke ujungnya.

Karena senja terlalu jujur untuk bisa berdusta.
15 Des 2017

Kamis, 14 Desember 2017

.

Langitku kembali menangis siang tadi. Senja, masih mengeluhlah engkau? Hampir setiap hari tertutup mendung.
Senja yang kian tertutup awan gelap, aku rindu jinggamu. Jingga yang selalu menenangkanku.
Senja, aku ingin bercerita lagi.
Aku ini bagaimana?
Ada apa hari ini?
Ku ingin lupakan semua tentang hari ini.
Sungguh berat rasanya.
Senja, seketika aku menjadi sepertimu.
Siangku kembali sesak. Senjaku terisak.
Perihal hati? Tak hanya itu.
Senja, adakah selainku yang seperti ini?
Serasa ingin ku tinggalkan tempat tinggalku.
Aku malu.
Senja, aku ingin memandang jinggamu kembali. Agar kembali pula senyumku.
.
Allah, maafkan aku. Mengeluh (lagi).
Haruskah ku terima ini dengan waktu yang selalu bersamaan? Tentang hati, lingkungan, dan keadaan?
Gusti, sabarkan hatiku. Kuatkan pula fikiranku.
Jika dengan ini aku kembali dekat kepadaMu, ku mohon tetap beri aku kekuatan.
Rabbi, sehatkan tubuh yang lemah ini.
Rabbi, perbaiki akhlak kami untuk selalu berbakti.
Bakti kepada ilahi dan famili.
Rabbi, tabahkan ibu dan ayah atas segala urusan duniawi dan ukhrawi. Aamiin.
________
14122017

Senin, 11 Desember 2017

Senja

Senja, apa kabar?
Serasa lama tak menyapamu.
Aku rindu.
Senja, aku punya berbagai cerita untuk kita nikmati bersama ketika rindu menemukan kita.
Tapi, kapan?
Senja, aku benar-benar rindu.
Rona jingga yang pudar ditelan malam, kapan lagi ku memandangmu?
Kapan lagi kau menenangkanku?
Salahku, terlalu sibuk menggapai cita.
Terlalu sibuk bermimpi.
Hingga waktu kita terabaikan.
Senja, simpanlah indahmu untukku kelak.
Walau kini, awan gelap selalu mengganggu.
Ketahuilah, aku terlalu lelah menyimpan berbagai cerita ini sendiri.
Senja, segeralah kembali bersinar.
Aku akan menemuimu.
Kumpulan warna yang menjadi satuan keindahan, senja.
_______
01:23 WIB

Jumat, 08 Desember 2017

Sabarku menjadi sadar

Ingin ku mengatakan, tapi entah darimana.
Sabarku selama ini telah hilang kabar. Sudah tidak adakah?
Sabar yang selalu ku ikuti  kini berubah menjadi sadar.
Sabar untuk tetap bertahan dengan rasa sakit, hingga sadar bahwa terlalu sakit dan terlalu lama. Sadar bahwa aku lebih baik pergi tanpa sebuah rasa.
Aku takut. Semakin aku sadar, semakin aku tak melihat sabar.
Ketahuilah, aku lelah.
Berulang kali merasakan perihal yang sama.
Serasa luka yang terbuka kembali yang padahal belum sepenuhnya kering.
Bukan salahmu. Hanya aku yang egois. Egois untuk memilikimu sendiri. Tanpa ada tangan yang lain.
Itu hakmu. Dan kembali, aku memang bukan siapa-siapa.
Bebas? Iya kamu bebas.
Hanya perasaanku saja yang takut kehilangan (lagi)
Terlalu sering kumerasakan, hingga akhirnya aku lelah.
.
Kamu lihat hujan di senja hari kemarin?
Ketika kamu pun tak dapat melihat indahnya senja kemarin.
Masihkan Indah senja saat ini? Ataukah akan Indah senja esok?
Mendung dan hujan selalu saja menang.
.
Begitulah, hatiku.
Aku takut, akankah masih Indah hariku esok?
Aku belajar, jika baru sekejap saja kamu mampu mengulangnya, lalu bagaimana dengan yang akan datang?
Berapakah kesempatan yang sudah kita lalui?
Berapa kali jua kah sia-sia kesempatan itu?
Aku hanya takut.
Kembali pada rasa takut.
Aku yang dulunya tak berani menjamah perihal hati, dan kamu yang mengajariku.
Hingga ku lupa dengan takut.
Namun kini? Kamu jua kah yang membawaku kembali pada rasa takut?
Aku benar-benar takut.
Aku telah dikecewakan.
.
Ya sudah, aku akan diam.
Aku diam untuk diriku.
Aku berbenah.
Bukan untuk mendiamimu.
Tapi untuk kita berkoreksi.
.
Aku ingin sendiri.
Tanpa ada yang kupercaya.
Tak satupun.

Senin, 27 November 2017

Layaknya hujan

Hujan. Fahamilah dan belajar darinya.
Yang seting dibilang berkali-kali jatuh namun tetap kembali.
Karena yang jatuh tak selamanya menyedihkan.
Akan ada waktunya untuk bahagia, bukan hanya bahagia, tapi sangat bahagia.
Bersabarlah, layaknya kemarau yang merindukan hujan.
Hadapi dengan sabar segala yang kau rindukan. Keharmonisan? Kebahagiaan? Kesetiaan? Kepercayaan? Atau bahkan yang sekarang tak lagi ada.
Ikhlaslah, layaknya Mentari yang rela bersembunyi dibalik awan kelabu.
Tetaplah bersinar walaupun berkabut, namun sadarilah ada saatnya lelah untuk terus mencoba tegar.
Akan ada saatnya untuk tersenyum tulus.
.
Berhentilah menyalahkan keadaan. Ini sudah jalannya. Bagaimanapun kita hanya tokoh dalam skenarioNya kan???
Yakinlah, akan berujung baik.
Ada pelangi seusai hujan.
Mentari akan kembali.
Dan kehangatan akan menggantikan kedinginan.
Senyumlah untuk semua nikmat.
Allah punya banyak rencana baik.
___________
28112017
14:41 WIB

Jumat, 24 November 2017

Akuu

Terulang lagi.
Entah siapa yang akan ku ajak menanggung beban ini. Berat. Sendirian.
Andaikan ada seorang kakak. Ku ceritakan semuanya. Adik? Masih terlalu kecil.
Aku tau, ini menguatkanku. Tapi untuk kuat, aku tau aku juga lemah. Hanya bisa menangis.
Bagaimana bisa mereka menghiburku? Bahkan mereka tidak tau aku serapuh ini. Mereka hanya tau aku yang selalu tersenyum, tertawa, bercanda. Apa mereka pernah melihat aku menangis? Ah tak apa, tetap ku sembunyikan air mataku.
Aku bahagia bersama mereka-mereka yang selalu bisa mengajakku tertawa, tanpa ingat semua beban-beban yang ada. Namun ketika sepi? Tersiksanya aku. Dadaku penuh isakan. Pipiku basah. Allaaah tenangkan fikiranku.
Tak bisa kubercerita selain denganMu 😢

Kamis, 23 November 2017

Tidak

Tak pernah ku ungkap semua yang ku rasa. Semoga tetap dikuatkan.
Senyum. Aku berbohong dengan senyuman. Tapi, masihkah ada yang tega membohongiku agar aku selalu tersenyum jua?
Sungguh. Sakit sekali rasanya jika terbohongi.
Sudah. Cukup. Tidak apa-apa. Aku masih kuat. Dan aku baik-baik saja.

Selasa, 21 November 2017

Hanya tulisan

Bersyukurlah, kawan.
Masih banyak mereka yang menginginkan hidup sepertimu.
Yang segala sesuatu selalu didukung keluarga, yang selalu dipenuhi kebutuhannya, dan selalu diperhatikan sangat jeli oleh orang tua.
Andaikan kamu maupun mereka tau, bagaimana aku? Sudah pasti kalian merasa lebih beruntung.
Kenapa? Karena memang lebih beruntung.
Aku? Cukup seperti ini saja, aku sudah lebih bersyukur.
Walaupun tak sebahagia kamu maupun mereka. Aku tau, ini hidupku.
Aku selalu ingat, bagaimana cara bersyukur.
Terkadang, aku berfikir, kenapa aku seperti ini? Mengapa tak seperti yang lain? Tapi, dengan cepat pula aku teringat pesan ibundaku, tentang bagaimana bersyukur dan ikhlas itu.
Untuk tidak selalu meminta lebih, dan ini sudah lebih dari cukup.
Dan aku ingatkan kepada kalian, bersyukurlah.
Sebahagianya aku, tetap lebih bahagia kalian kok. 😊
.
________
Terlalu sakit jika tak ada yang tau bagaimana aku sebenarnya.
Namun bagaimana, tak perlu pula diketahui mereka.

Inginku, selalu diberi kekuatan untuk merasakan dan memikirkan ini semua.
Dan aku percaya, Allah tau seberapa kuat hambaNya. 😇🙏

Senin, 06 November 2017

Andai lelaki tau

Andai engkau tau..
Apabila seorang perempuan jatuh cinta
lelaki itu tidak harus punya segalanya
tapi lelaki itu sudah segalanya di hatinya.

Andaikan lelaki tau..
Apabila seorang perempuan itu mengalirkan air mata,
itu bukan berarti dia lemah
tetapi dia sedang mencari kekuatan untuk terus tabah mencintai lelaki itu.

Andai lelaki tau..
Apabila perempuan berbicara banyak hal,
dia tidak bermaksud membuat kamu tak nyaman,
tapi dia mau lelaki mengenalnya dengan lebih dekat.

Andai lelaki tau..
Apabila perempuan berkata dia mau Kamu berubah,
itu bukan berarti dia tidak mau menerima kamu dengan apa adanya,
tetapi dia mau menjadikan kamu lebih baik,
bukan untuk dirinya
tetapi untuk masa depan mu.

Kadang-kadang dia terlalu risau sekiranya terlalu percaya kamu akan mengkhianati kepercayaan yang diberi,
naluri keibuannya sangat kuat
dia hanya menginginkan yang terbaik untuk mu.

andai lelaki tau..
apabila perempuan jarang mengatakan "i love you"
itu bukan berarti dia tidak mencintai kamu
tapi dia mau lelaki itu merasakan sendiri cintanya
bukan hanya hadir dari kata-kata
tetapi juga melalui sikapnya..

Andai lelaki tau..
apabila perempuan berkata dia kangen
berarti dia benar-benar merindukan mu.
apabila kalian berjauhan..
maka bayanganmu akan senantiasa bermain di matanya.

Andai lelaki tau..
apabila perempuan berkata bahwa lelaki lain itu lebih baik dari anda
jangan pernah mempercayai kata-katanya.
karena dia hanya mau menguji mu
dia mau melihat sejauh mana kamu  sanggup menjadi yang terbaik dimatanya
walaupun sebenarnya memang andalah yang terbaik di hatinya.

Andai lelaki tau..
apabila perempuan berkata "tolong tinggalkan saya!"
dia tidak bermaksud menyuruh anda pergi selamanya,
dia hanya mau menenangkan fikirannya sebentar saja
bila dia kembali tenang
percayalah dia akan mencari kamu lagi
itu tandanya dia benar-benar mencintai mu.

Perempuan susah untuk memulai perasaan,
itu karena dia terlalu emosional
tapi dialah yang paling menyayangi mu
dan sangat sensitif dengan perubahan pada diri mu.

Andai lelaki tau..
Allah memang menciptakan lelaki dan perempuan itu dengan perbedaan yang tersendiri
tetapi sekiranya mereka saling mamahami
mereka akan saling melengkapi dan menyempurnakan.

jadi hargailah kehadiran seorang perempuan dalam hidup mu.
karena dia didatangkan bukan dengan kelemahan saja
tetapi dia juga ada kekuatan untuk menyokong mu.
Dan membuat hidup mu lebih sempurna,
dia juga yang akan menjadi isteri, juga ibu yang terbaik untuk anak-anak mu.

Jumat, 27 Oktober 2017

Entah akan bagaimana

Rasa yang Entah harus bagaimana selanjutnya.
Andai, kita sama-sama tau inginnya masing-masing.
Tak akan serumit yang terjalani.
Masihkah sanggup menghadapi semuanya ketika tak lagi baik?
Masihkah sanggup dengan sebuah hubungan yang hampir sering berselisih?
Masihkah sanggup?

Rabu, 25 Oktober 2017

PadaMu Rabbku.

Terimakasih untuk semuanya, Rabb.
Terimakasih selalu mengingatkanku.
Terimakasih (masih) tetap membimbingku.
Terimakasih untuk rasa yang entah bagaimana adanya.
Terimakasih untuk perjalanan ku.
Terimakasih untuk hati yang selalu penuh kegembiraan.
Terimakasih (selalu) diajarkan untuk kuat dalam segala hal.
Terimakasih (selalu) diajarkan untuk sabar dalam segala hal.
Terimakasih untuk air mata yang selalu bisa membuatku tenang.
Terimakasih untuk kaki yang selalu mudah melangkah.
Terimakasih ..
.
Maaf,
Maaf untuk segala khilaf.
Maaf untuk segala keluhan.
Maaf selalu merasa kurang.
Maaf terkadang lupa akan keharusan.
Allaaah, maaf untuk segalanya. 😢
.
Ku mohon, (tetap) beri kemudahan.
Tetap bimbing untuk menuju kepadaMu.
Ku mohon, ridhoi segala yang langkahi.
Ku mohon, tenangkanlah hati dan jiwaku.
Tetap ku mohon, selalu bimbing aku.
Bimbing aku menjadi wanita shalihah.
Aamiin.

Selasa, 17 Oktober 2017

Teruntuk Beliau-beliauku

Wahai ayah, wahai ibu

Kali ini ingin kusampaikan permohonan maafku

Maaf atas segala waktu yang terbuang sia-sia untuk menungguku

Dimulai sejak kalian menunggu kehadiranku di dunia,

Menunggu aku untuk terus bertumbuh,

Menunggu di depan kelas Taman Kanak-Kanakku,

Menunggu setiap waktu pulang sekolahku,

Menunggu aku selepas bermain dengan teman-temanku,

Menungguiku ketika aku lelah dan lemah hingga aku tertawa lagi,

Menunggu, menunggu, dan terus menunggu hingga waktu membuatku tumbuh menjadi wanita dewasa……

Tak terhenti sampai disana…. Kaupun masih menunggu..

Menungguku pulang dari perantauan,

Menungguku menunjukkan ijazah kelulusan,

Menunggu aku meraih cita-cita yang aku impikan…

Dan menungguku, bukan sekedar menunggu terdiam

Karena kutahu, menungguku berarti beban,

Menungguku berarti terkuras semua peluh di tubuh,

Menungguku berarti terus bekerja keras, tak peduli hingga akhir tetesan darahmu,

Menunggu menunggu dan menunggu, tanpa sedikitpun keluh…

Dan kau terus menunggu…

Menunggu untuk melihat aku mampu berdiri tegak dengan kedua kakiku,

Menungguku tertawa lepas meraih kebahagiaanku,

Menungguku tanpa mengharap balas atas setiap peluhmu yang terkuras….

Dan semua itu kini hanya bisa kubalas dengan rasa malu,

Aku malu untuk berdiri tegak tanpa tahu bagaimana caraku mengganti semua waktumu yang terbuang untuk menungguku,

Aku malu, menghabiskan waktuku untuk semua yang aku mau,

Aku malu, karena peluhku takkan pernah sebanding dengan seluruh peluhmu untuk menunggu kesuksesanku,

Aku malu, karena aku tak tahu benda apa yang lebih berharga dari setiap waktu-waktu itu….

Hingga aku tahu… Benda itu takkan pernah ada….

Aku malu, aku sungguh malu…

Tapi kemudian aku tahu, bahwa Tuhan telah memberiku cara, meski tak berwujud benda…

Aku diberi-Nya cara untuk mendoakanmu, untuk membalas semua keikhlasanmu itu….

Ayah, ibu…. Terima kasih atas segala waktumu…

Tuhan, terima kasih atas karunia-Mu menitipkanku pada ayah dan ibuku

Seseorang dalam tulisanku

Ketika kuselipkan namamu diam-diam dalam puisi-puisiku dan tulisan-tulisanku, artinya kau adalah bagian penting dalam hidupku. Meski memang tak ada namamu, tak ada inisialmu, tak ada tanda-tanda itu kau, tak ada spesifikasi yang merujuk padamu. Ini mungkin seperti doa yang diucap tanpa kau tahu. Lagi pula, diam-diam bukan berarti tak ingin kau tahu. Hanya saja aku tak ingin mengatakan sesuatu yang tak bisa kujanjikan. Aku tak bisa menjanjikanmu apa-apa. Tapi percayakah kau bahwa ada takdir diantara kau dan aku? Apapun takdirnya, aku tahu kau berarti dalam hidupku. Aku tahu kau adalah perjalanan menuju baikku ataupun tujuanku akan baiknya kita.

Who?

Kepada kau,
Lelaki yang kusebut-sebut dalam setiap puisi

Tahukah kau,
Bahwa diam-diam perempuan menyimpan sebuah rahasia 

Belum jatuh hati sungguhan
seorang perempuan padamu
Bila sajadahnya belum menjadi saksi perihal ia yang menjadi perempuan pendoamu setiap hari 

Belum jatuh hati sungguhan
seorang perempuan padamu
Bila dalam doa sepertigamalamnya,
Namamu bukanlah salahsatu
yang dilafadzkannya

Belum jatuh hati sungguhan
seorang perempuan padamu
Bila ia belum sengaja mencuri-curi waktu untuk mendoa perihal kebaikanmu 

Tahukah kau,Mencintaimu juga berarti mencintai Ayah dan Ibu
Belum jatuh hati sungguhan
seorang perempuan padamu
Bila dalam doanya nama Ibu
dan Ayah tak dilafadzkannya

Bila seorang perempuan
hatinya sudah benar-benar jatuh padamu
Ia akan memperbanyak doa
untukmu
Bukan untuk memenangkan
hatimu
Namun tahukah kau, Memperbanyak doa untukmu; menenangkan hatinya
Memperbanyak doa untukmu; adalah kebutuhannya

Diam tajam

Diam Tajam

Orang-orang disekitar kita diam dan terlihat seperti tidak perduli. Mereka seolah-olah tidak mau tahu apa yang sedang kita lakukan atau mungkin akan kita lakukan. Kita selalu mendakwanya demikian, selalu.

Padahal belum tentu itu yang terjadi. Apabila kita kenal doa sebagai rangkaian ucapan kepada Tuhan yang tidak terdengar, maka bisa jadi orang disekitar kita pun demikian. Diam diam mereka mendoakan kita yang tidak tahu. Mereka diam-diam berdoa dalam sunyi. Sesunyi hamba yang mengadu melalui hati, kuat tapi hening.

Kadang memang dalam hidup ini sering kita temukan, bahwa yang diam mampu menjadi lebih tajam. Semoga sama dengan doa-doa mereka yang dituturkan lirih, tapi Tuhan mendengar dengan ijabah yang disyukurkan.

Semoga hati-hati ini mampu lebih berlapang, lebih leluasa sehingga dapat melihat sesuatu dengan keadaan yang paling paham. Seperti melihat orang-orang disekitar kita yang diam, padahal tak pernah hilang sepertiga malam.

Pahami, se-tak kasat mata-pun.

Kamis, 12 Oktober 2017

Tentang 12102017 16:30

Cukup untuk ini.
Sekedar kepercayaan yang kutitipkan.
Tak akan ku minta yang lainnya.
Aku selalu ingat, ketika aku memintamu kepadaNya.
Dan ketika seperti inipun, aku tau, Dia ingin aku meminta kepadaNya.
.
Entah bagaimanapun rasanya, sekuat hati jika masih bisaku tahan, aku tetap akan bertahan dan menahan.
Ku minta kepadaNya, untuk ditetapkan yang terbaik.
Ku minta kepadaNya, untuk selalu dikuatkan.
Ku minta kepadaNya, untuk ku bisa menerima tanpa penyesalan.
.
Aku tak akan minta kepadamu.
Lakukan saja apa yang menurutmu baik.
Aku tau, kamupun tau.
Seperti itulah yang benar-benar baik.
.
Terimakasih.
______________
13102017
06:42 WIB

Jumat, 29 September 2017

Dingin malamku

Dinginnya malamku.
Biarlah derasnya hujan menemani bising malam ini.
Dan kamu? Kurasa seperti malamku kini.
'Aku bisa apa?' Ah terlalu sering aku menyebut dan melontarkan tiga kata itu.
Karena memang sejatinya aku tak bisa menjadi seperti apa yang kamu inginkan.
Aku lelah.
Lelah bersembunyi. Sembunyi dengan hati.
Ya, aku sembunyi untuk kita tetap baik.
Bukan seperti ini.
Andaikan aku mengucap segala kekecewaanku, mngkin akan selalu seperti.
Aku benci. Sangat benci.
Maaf aku yang tak bisa seperti yang kamu inginkan.
Maaf aku yang hanya bisa terdiam, diam dan mendiam.
_______
00:13 WIB
30092017

Senin, 25 September 2017

KepadaMu

Malam, ku ingin sejenak waktu terhenti.
Allah maafkan aku.
Selalu mengeluh, karena memang aku hanya bisa mengeluh kepadaMu.
Ingin sekali sejenak fikiranku tenang, tanpa ada sesuatu yang memang terasa berat untuk terfikirkan.
Entah, kenapa bisa aku merasa ini berat?
Allah maafkan aku.
Sekali lagi, tentang nikmatnya sehat yang sering ku abaikan.
Aku tau, Kau tau mengapa dan bagaimana.
Hanya Engkau Yang Maha Mengetahui.
Ku mohon (lagi) tetap bimbing aku.

Senin, 04 September 2017

Prioritas

Tentang prioritas.
Menyayangimu dan menjadikanmu prioritas itu sangat mudah, mudah sekali. Aku bisa melakukannya terus menerus. Yang susah itu cara menunjukkannya.
Ya, cara menunjukkannya. Bagaimana?
Kamupun ragu dan ketika itu aku sudah merasa 'terserah'.
Entah harus bagaimana aku?
.
Aku tak pernah terang-terangan di depanmu. Aku tak pernah menunjukkan bagaimana kamu untukku.
Cukuplah, di atas sajadah ku ungkap semuanya.
Entah sebosan apa Dia mendengar permintaan dan permohonanku.
.
Tentang prioritas atau bukan, terserah.

Jumat, 01 September 2017

Hanya Sederhana dan Tak Hebat

Aku hanyalah wanita biasa, aku hanyalah wanita yang sederhana yang jauh dari kata sempurna, yang jauh kalah jika dibandingkan wanita-wanita jaman sekarang yang begitu elok rupanya, begitu anggun perangainya dan begitu sempurna menutupi auratnya.

Aku jauh dari semua itu, apalagi jika dibandingkan dengan ibumu, aku tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka semua. Tapi Biarlah aku menjadi dirikusendiri dan diriku yang apa adanya, sungguh jangan pernah membandingkanku dengan perempuan manapun meski dengan ibumu sekalipun.

Tetapi aku hanyalah wanita yang sedang belajar memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, meski aku tidak sehebat mereka, meski aku tidak bisa lebih baik dari merka tapi setidaknya aku lebih baik dari diriku yang kemaren dan dari diriku yang sebelumnya.

Jangan menuntutku seperti mereka dan jangan membanding-bandingkanku dengan mereka pula. Karena jika aku lebih baik karena tuntutan atau karena orang lain  bahkan hanya karena, maka perubahanku tidak tulus dan ikhlas dan bisa jadi itu tidak akan bertahan lama.

Akan tetapi jika sudah keinginan diri sendiri, maka insya allah perubahannya akan tetap terjaga. Aku hanya ingin lebih baik dari diriku bukan dari orang lain selainku, agar kelak aku bisa menajdi tempatmu berteduh dari gundah gelisahmu.

Mana mungkin dan mana bisa aku akan mengalahkan ibumu yang begitu hebat, aku tidak akan pernah bisa dan akupun tidak akan pernah mampu untuk menandinginya. Aku akan sangat kalah terhadap kehebatan ibumu.

Tetapi meski demikian, bukan aku tidak bisa dan tidak sanggup mengimbangimu. Karena dari keterbatasanku yang tidak bisa sehebat ibumu, aku ingin menajdi wanita yang sanggup mengimbangimu, kelak.

Inginku sederhana, sesederhana ketika kamu membuka mata pertama kali, yang kamu temukan tak lain hanyalah aku, bukan wanita lain manapun, dan aku hanya ingin menjadi wanita yang berusaha selalu menjagamu dan selalu memelukmu lewat doa-doaku. Berada didekatku atau pun tidak, aku hanya ingin selalu menjagamu lewat doa-doa yang aku panjatkan dan aku ingin selalu memelukmu lewat doa-doaku. Karena sejauh apapun doa itu akan tetap sampai kepadamu begitulah caraku menjagamu dan caraku memelukmu dengan erat.

Jika aku bukan wanita yang kamu ingkan, tidak mengapa, karena aku pun tidak akan berusaha menajdi wanita yang kamu inginkan, akan tetapi aku akan selalu berusaha sebaik mungkin untuk menjadi wanita yang kamu butuhkan.

Karena perbedaan anatara wanita yang kamu inginkan dan yang kamu butuhkan itu sangat jauh dan aku akan memilih menjadi wanita yang kamu butuhkan.

Keinginanku bukan hanya ingin menjadi wanita yang lebih baik lagi, bukan hanya menjadi wanita yang sanggup untuk mengimbangimu, bukan hanya menjadi wanita pertama kali kamu lihat saat membuka mata, bukan hanya menjadi wanita yang senatiasa memelukmu lewat doa-doa dan bukan hanya ingin menjadi wanita yang berusaha menjadi wanita yang dibutuhkan.

Akan tetapi aku juga ingin menajdi wanita yang menjadi makmum terbaikmu dan aku ingin menjadi wanita yang siap menjadi bidadari dunia dan akhiratmu.

23:30 WIB
01092017

Sabtu, 24 Juni 2017

Satu Bulan Bersamamu

Ketika engkau datang
Ku sambut dengan sejuta harapan
Harapan untuk menjadi yang lebih baik
Satu bulan kita bersama
Dalam setiap detik, menit, jam,hari, minggu dan bulan

Kembalilah,
kembalilah kepada orang-orang yang memperdulikanmu,
Orang-orang yang mencintaimu,
Dan orang-orang yang menjadikanmu harapan
Mari kita lanjutkan perjalanan kita

Satu bulan terlalu Amat singkat
Untuk sebuah kebersamaan nan indah ini
Benang-benang romantisme yang kita rajut
Rasanya belum menjadi kain..

Alampun seakan mengerti keprgianmu,

Derasnya hujan di penghujung waktu

Menjadikan perpisahan ini syahdu dan haru.

Dekaplah aku,
Agar ku takkan pernah berpisah dari dekapanmu
Walau dalam sekejap mata memandang
Walau hanya impian yang terkenang
Dan walau hanya perasaan yang ku dambakan

Yaa rabb, yaa rosul wahai kekasihku
Bimbinglah kita menuju jalanmu
Jalan yang engkau ridhoi
Dalam taburan rahmat, maghfiroh dan hidayahmu
Agar hidup ini lebih terarah, saat ku kehilangan arah

Selamat jalan kekasihku
Tarbiyah dan semangatmu selalu bersamaku
Yaa robbi ku mohon padamu
Pertemukanlah aku dengan orang-orang yang mencintaimu
Dan orang-orang yang engkau rodhoi.
Padamu, ramdhan yang telah pergi, semoga bertemu kembali..

29 Ramadhan 1438 H. / 15:12 WIB

Minggu, 11 Juni 2017

Baiknya bagaimana?

Malam semakin sunyi.
Dan kini, kutemukan sedikit jawaban itu sendiri.
Ada apa sebenarnya?
Jika semakin kudesak, akan baik kah?
Ah, kecil sekali nyaliku.
.
Benar kan? Lebih baik aku diam.
Diam dan tidak bertanya ataupun menjawab.
Baru satu kata saja, tiba-tiba kau menyuruhku diam.
Bagaimana aku berani kembali bertanya?
.
Aku ingin tau, dan aku juga ingin kau tau.
Aku ingin tau, tapi selalu ku urungkan.
Nyatanya benar, tak baik jika aku bertanya.
Aku ingin kau tau, tentang aku yang ingin tau.
Tapi, mungkin lebih baiknya tidak tau saja..
Cukup. Cukup dan aku akan diam.

Sabtu, 10 Juni 2017

Kamu sebagai siapa?

Kembali teringat, ketika aku dalam diam.
Menyayangimu dalam diam.
Mendo'akanmu tanpa ada yang tau.
Dengan sederhana, aku serba tau.
Entah dari mana.
Entah karena apa.
Aku benar-benar mengagumimu dalam diam, waktu itu.
.
Berjalannya sang waktu.
Entah seberapa jauh aku mengenalmu.
Entah seberapa jauh pula kamu mengenalku.
Seberapa sering aku tau kebiasaanmu.
Seberapa sering kamu juga tau kebiasaanku.
Hingga, apa hubungan kita?
.
Jalani saja, katamu.
.
Dan, ketika Sang Pembolak-balik hati membolak-balikkan hatiku.
Ketika aku ingin berbalik dan beranjak pergi.
Tertahan, karena aku ditahan.
Hingga akhirnya aku bertahan.
Sampai sekarang.
.
Lalu kamu bertanya, aku menganggapmu apa?
.
Duh, merasa tak kuanggapkah kamu?
Lalu selama ini, aku siapa?
Apa arti hadirku bagimu?
Apa arti hadirmu bagiku?
Tak berartikah yang terjalani?
Tak ada artinyakah semua yang aku lakukan?
Tak ada artinyakah semua yang kamu lakukan?
Apa sebab dari pertanyaan itu?
.
Aku benar-benar serasa terbunuh dalam sekejap.

Ingin rasanya, aku kembali dalam diam saja.

Mengagumi dan menyayangimu dalam diam.

Dengan sederhana dan cukup aku yang tau.

Bisakah?

Tidak. Ini tidak akan bisa.

Karena kamu tak pernah menyukai diamku.

.
Selanjutnya, aku bagaimana?
Tetap menganggapmu seperti biasanya?
Atau bagaimana?
Ingin aku bertanya,
Ah selalu ku urungkan.

Andai ini terbaca, kamu ingin ku anggap apa?
Hingga terjawab. Jelas.
Untukmu, sesuai keinginanmu, untuk bahagiamu.
______________
06:18
11062017

Sabtu, 03 Juni 2017

Dia dan Waktu

Dia dan Waktu

Jika rasa ini bukan rasa yang sepihak seharusnya kau merasakannya . Ya merasakan rindu yang kurasa apalagi jika kebetulan belum jua sampai pada titik temu .. Aku hanya mampu menduga-duga kedaanmu .. Aku hanya mampu menitipkan salamku lewat doa-doa dipenghujung lima waktuku .. Entah bagaimana caranya, Jika memang Allah meridhoinya salamku pasti tersampaikan .. Dan kau merasakan kerinduanku yang sudah kesekian .. Biarlah ku jadikan rindu yang mungkin sepihak ini sebagai penguji kesabaranku. 🍃
Aku harap penantianku ini bukan untuk berapa lama aku menunggu.
Namun akan menjadi seberapa baik diri ini hingga kita diijinkan untuk bertemu.
Aku harap engkau pun sama, mampu menikmati rindu yang dibangun sempurna.
Rindu yang sama - sama menemani kita.
Rindu yang mengajarkan tentang dalamnya hubungan serta pengharapan.
Perasaan hati yang terkadang mampu membuat kita tersenyum tanpa sebab yang pasti.

Jika benar kita akan dipertemukan suatu hari nanti.
Aku takkan membelokkan hati ini pada yang lain hingga saatnya tiba.
Biarkan aku terus menikmati lagu yang aku suka, lagu yang mampu memberikanku keberanian untuk terus memimpikan hari - hari indah kita bersama.
Biarkan jutaan perasaanku tentangmu saat ini terus menjelma menjadi segala bentuk tulisan yang diinginkannya.
Hingga pada akhirnya, akan kutunjukkan padamu bahwa aku telah mengharapmu sejak lama dan terus berjuang agar tak ada kata kecewa diantara kita..

Menuntaskan rindu

Jika banyak orang menuntaskan rindu dengan bertemu, apadaya denganku yang selalu menuangkan rindu pada bait kata yang ku coba rangkai meski sesekali terlihat janggal.
Pada setiap malam, apalagi ketika hujan menyertai. Dan, anginnya yang mampu menguatkan ingin dalam diri untuk menemuimu, aku mencoba mendiamkan rindu dan merasakan ketika rindu terus menjalar.

Sampai aku sudah terbiasa dengan rindu yang tak terbayar temu. Tak apa aku pikir, meski kamu tidak berdiri di depan retinaku. Aku sudah mempunyai cara melihatmu dengan jelas ketika mataku rapat terpejam.

Itu jauh lebih mudah. Tidak perlu aku merengek manja, memintamu lalu memaksa untuk bertemu.

Namun, jangan kamu pikir aku tidak mengharapkan pertemuan.
Jauh dalam angan, aku selalu membayangkan betapa bahagia bercampur haru ketika bertemu nanti.
Mengingat aku dan kamu yang harus berteman dengan jarak, dan bersahabat dengan waktu. Siapa tahu mereka menunjukan sisi kebaikan hatinya, lalu mengantarkan aku pada orang yang selama ini aku harapkan.

Mungkin akan sia-sia dan terlihat pasrah jika hanya berteman dan bersahabat dengan mereka. Melupakan do'a yang sepertinya mempunyai kekuatan terluar biasa dalam sebuah rencana.

Tentang rindu

Merindumu adalah menemu sunyi,
Seperti gerimis menjumpai tangis,
Seperti detak dalam tubuh sajak,
Serupa puisi, sebait kata pada tubuh sepi,
Serupa bunyi, rima yang tak henti-henti..
.
Anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang setitik tapi mampu mengingatkan.
Anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik tapi mampu mempertemukan.
Anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap membekas..
.
Malam ini, langit menghitam.
Kilat berdentum dalam pekat malam.
Kilauan cahaya sesekali menggores sisian gelap malam.
Hujan malam ini, jelmaan kerinduan.
.
Yang ingin ku dengar adalah suaramu, namun saat ini hanya kenangan atap yang diserbu cucuran hujan, dan hanya wajah malam yang menangis tersedu..
Dalam rindu yang tertahan oleh penantian,
Kusenyapkan malam dalam kesendirian,
Ingin ku titipkan salam rindu padanya,
Yang Setia mendekapku dalam setiap do'a..

Senja

Senja terlalu buru-buru berlalu,
padahal aku baru hendak mewarnai langit untukmu
dengan warna-warna rinduku yang selalu biru..
Ingin kulintasi peradaban senja bersamamu,
dengan kecepatan rindu yang melesat diluar nalar waktu,
yang bergerak diluar jalur jantung dan nadiku..
Kusimpan sendiri mega rinduku dalam langit jiwaku,
yang akan kau kutip setiap senja sepenggal demi sepenggal
sebelum tenggelam ke kaki ajal..
Impian yang menjadi nyata itu ada disetiap senyuman dan binar yang kau tinggalkan di bola mata mereka.. (siapa?)
Bukan pada masa depan, yang dirimu sendiripun masih butuh tangan takdir untuk meraihnya..
Lukislah pelangi itu sebelum kanvas usia mereka habis dilukis senja..
Senja hanya salah satu cara waktu agar matahari rindu itu bisa terus terbit,
menembus malam, tempat semayam mimpi2 kita yang selalu padu..
Tetap tak jua kumengerti
senja kecil yang sederhana
begitu damai ia jatuh di hati kita..
Ada yang tak tenggelam ketika senja, Rasa.. 😅

Senin, 08 Mei 2017

Kali ini cemburu yang menang..
Bisa apa aku?
Tak bisa membuatmu yakin.
Tetap tak bisa.

Ah cukup.
Entahlah..

08 Mei 2017
16:57 WIB

Minggu, 07 Mei 2017

Tentang semua ini

Cukup sepiku yang berucap,
Aku tak perlu lagi mengungkap..
Ada rasa yang mengendap pada ampas kopi,
yang tak pernah kita teguk.
Ada rindu yang tak terungkap,
dan yang tak pernah menemui titik temunya..

Bukannya tak mau, apalagi ragu.
Hanya saja ada sedikit rasa malu,
 yang sering kusebut dengan rasa takut.
Takut lebih menyayangimu,
takut lebih tak bisa jauh darimu,
takut menerima kenyataan yang tak pernah ku inginkan,
takut tentang bagaimana aku menemui titik temu pada rinduku..

Itulah aku yang tak hentinya menyelipkan namamu dalam do'a-do'aku..
Itulah aku yang menunggu titik temu kerinduanku.
Itulah aku yang tak berani mendekat dan tak juga berani menjauh..
Iulah aku yang hanya mampu melihatmu dari kesederhanaan pandanganku..
Itulah aku yang selalu menginginkan kemungkinan menjadi kenyataan
atau setidaknya kebetulan yang berkepanjangan..

Semua ini, hasil terjemahan dari celoteh tanpa suara,
yang berujung pada catatan tanpa tinta..
___________
21:03 WIB
07 Mei 2017

Senin, 24 April 2017

24042017

Hari ini, untukmu yang bertambah bilangan usianya.
Sang Tuan Vespa warna Senja..
Yang menemani di hari bertambahnya usiaku.
Yang memperkenalkanku sebuah kota besar berpangkat Kota Kencana.
Sebuah kota yang sama sekali belum pernah kupijaki.
Dan bersamamu, perdana ku berpijak di puncak tertinggi Kota Kencana itu.
Kota yang katamu penuh kenangan, penuh wisata.
Kota yang pernah membahagiakanku sehari penuh bersamamu.
Dengan berbagai lokasi dan ceritanya yang kini tak pernah kulupa.
Benar-benar tak terlupakan .. 1807

Namun, kini apa yang bisa kuperbuat untukmu?
_________
24-04-2017
22:00 WIB


Kamis, 13 April 2017

Cinta Yang Agung


Cinta yang Agung

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya.
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia.

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu.

Apabila cinta tidak berhasil
Bebaskan dirimu
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi.
Ingatlah,bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya.

Tapi, ketika cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..

*Kahlil Gibran

Inginku

Kurasa,
Ada sesuatu yang hampa
saat langit langit semakin menua
ada sesuatu yang berbeda
saat hujan hujan tertahan diantara mega
Sendiri dan sepi, aku ingin berlari
menelusuri mimpi yang tak kunjung menepi
atau haruskah aku hanya berdiri disini
mengeja bait pelangi yang hampir mati
Di penghujung hari...
Ketika senja berlalu dan pergi
Ketika hati ini terhenti bernyanyi
Aku ingin bersama sunyi
 
Sunyi, tanpa cerita
Tapi..  Sulit ku mengartikan rasa ini..
Padahal terlihat jelas dimataku.
Pikiranku berkata "ya "
dan hatiku berkata "tidak"
 
Tak apa jika senja berganti malam
Tak lama setelah itu
Sinar rembulan pun datang menghampiri
Namun sang bintang enggan menemani
Aku baik-baik saja
Ku hanya ingin sendiri
Hanya ingin habiskan rasa ini
Hanya ingin lukiskan senyummu dalam sepi
Tak apa jika ku menangis saat ini
Jika rinduku amat dalam dan perih
Ku ingin kau disini tepiskan sepiku
Ku hanya ingin kau mengerti
Ini yang ku rasa dan takkan ku ingkari
Ku hanya ingin sendiri
Diam,mengunci bibirku dan sendiri
Tak apa jika ku menangis saat ini
Untukmu yang kusayangi
Untuk kita,kau,aku dan kini
Untuk sebuah alasan yang tak pernah ku pahami
Jadi biarkan ku sendiri malam ini
Tak apa jika ku menangis karena ku masih punya hati
Tuk merasa,tuk meminta,tuk memberi
Tuk berharap dan untuk mencintai dirimu..
 
11-04-2017

Kamis, 06 April 2017

Aku, hujan dan senja

Senjaku dengan Mega kelam berarak kelabu
Dalam untaian hujan meluruhkan butiran sendu
Mungkin hanya rindu
Yang mampu memperlambat waktu

Dan tanpa kuasa,
Hari ini terbantahkan dalam laga
Membentuk sejumput makna dalam rasa
Hingga batin menghamba tak berdaya

Diantara hujan dan senja
Yang kian deras dan meramba
Yang menebarkan aroma tanah menggoda
Yang membiarkan mengalirnya aksara dengan kata

Hujan senja, termenung dalam rintik tak mereda
Menjemput asa dalam hujan temaram senja
Senja yang menghentak dan tak pernah alpa membahagiakan jiwa
Senja yang menyimpan banyak cerita tak tersampaikan dalam gurat warna membelah cahayanya

Diam Mentari meredup pendarnya
Biarkan senja memerah jingga
Kucintai kau seperti senja
Dengan keindahannya tanpa durasinya

Senin, 20 Maret 2017

2103

Untukmu pemilik abjad 14
Untukmu pemilik angka 21 dan 03
Untukmu pemilik 6673
Untukmu pembawa amanah
Untukmu penjaga amanah
Untukmu yang berbahagia
Untukmu yang tambah usianya
Untukmu yang banyak pengagumnya
Untukmu yang menjadi kebanggaan
Dan
Untukmu penikmat kerinduan.

Hey, berapa usiamu?
Yakinlah, Rabbku serta Rabbmu tetap selalu membimbingmu, mengabulkan segala inginmu, menetapkan kebaikan pada dirimu, dan selalu ada untukmu..
Maafkan aku, tak selalu bisa membahagiakanmu, maafkan aku selalu mengecewakanmu, maafkan aku selalu merasa terluka karenamu, maafkan aku selalu bahagia bersamamu, maafkan aku terlalu membawa hatiku.
Dan terimakasih untuk setiap waktu, terimakasih untuk setiap kepedulian, terimakasih untuk setiap perhatian,.
Terimakasih untuk Kasih dan sayangnya.
.
Siapalah aku.
Hanya bisa mendo'a untukmu.
.
21032017
00:05 WIB

Senin, 27 Februari 2017

Aku

Hei, tak ada hujan. Tapi, ada apa dengan mu sore ini?
Tak bisakah bercerita?
_________
Allah, seburuk inikah keadaanku?
Terlihat seperti itukah aku?
Benar saja, berat sekali rasanya.
Semoga ini bukan beban. Aku tidak pernah menganggap ini sebagai beban-bebanku.
Ini kewajiban.
Ini keharusan.
Ma'had
Sekolah
Rumah
Dan yakinku, Kau selalu membimbingku.
_______
Fikirku tak pernah tenang.
Tentang rumah, ma'had dan sekolah.
😢

Selasa, 21 Februari 2017

Perpisahan @pensi

Sesunyi malam yang bertabur bintang
Seindah alunan gitar yang kau mainkan
Semua kenangan ini takkan pernah kulupakan

Saat kita tertawa bersama
Suka duka telah kita lewati
Detik-detik waktu mulai berkata
Bertanda ku akan menghilang

Pelukan erat mulai menyapa
Tangisan haru mulai meraung
Kata-kata perpisahan mulai terucap
Kata-kata cinta mulai terdengar

Ku percepat langkah kakiku
Untuk menyusuri takdirku
Sedangkan mereka masih di sini

Lambaian tangan mulai terangkat
Ku langkahkan kaki ku

Wajah menatap dengan duka
Senyum manis mulai hilang
Janji-janji suci mulai berkata
Akankah aku akan kembali tuk mereka?
Percayalah sayang,
Benih-benih cinta kan selalu tersimpan..

Angin petang menyentuhku
Apa kau kira desau angin itu seperti biasanya ?
Kali ini tidak

Bukankah esok lusa kita akan beranjak dari sini !
Meninggalkan semua memori
Senyummu indah kawan, tapi bagiku tidak
Ini adalah selamat berpisah yang tak terucap

Harusnya aku tega melepas semua tentang kita
Namun cobalah sekali lagi iringi kepergianku tanpa lelah doa

Sorepun beranjak malam
Sunyinya menusuk hati
Aku sedang teringat
Tepatnya mengingat kebersamaan yang panjang
Melewati masa demi masa
Melewati hari demi hari

Aku menggigil di pucuk malam
Aku ingat betul kita pernah
Tertawa, menangis, gelisah dan terluka bersama
Ayo lah kita lekas berkemas
Malam tak selamanya menjaga kita dari matahari pagi

Siang adalah bayangan nyata
Kenyataan yang tak mampu kita hindari
Bahwa hari ini kita mulai berjalan dan tetap berusaha untuk berdiri.

Darul Falah IV Jekulo Kauman Kudus

Hanya aku

Aku,
Berangan dan bertujuan.
Jalanan berterjal,
Bisa dan tidak aku harus tetap bertahan dan terus berjalan.
Namun, akupun punya titik lelah.
Aku sangat lelah.

Allah,
Maafkan aku,
Maaf kurang sabarnya aku.
Sabar melewati keterjalan jalan itu.

Allah, ku mohon tetap bimbing aku.
Hanya padaMu,
Aku bercerita, aku menangis.
Maafkan aku,
Yang pernah ingin putus asa.

Aku, semakin tak baik.
Aku yang nakal.
Hanya berangan dan tak berusaha.
Allah, ku mohon hilangkan malasku.
Semangati aku, Rabb..

PadaMu, dengan sepertiga malamku bersamaMu.
Bukan dengan yang lainnya.

Aku, yang setiap hari menahan.
Menahan keinginan nafsuku.
Menahan sakit sesaknya hati.
Menahan gelisahnya diri.
Menahan tangis perih.
Menahan yang entah sampai kapan.
Menahan yang hanya bisa ku ungkap bersamaMu,
Disepertiga malamku.

Allahu Rabbiii. 😢
Maafkan aku.

Hanya aku

Aku,
Berangan dan bertujuan.
Jalanan berterjal,
Bisa dan tidak aku harus tetap bertahan dan terus berjalan.
Namun, akupun punya titik lelah.
Aku sangat lelah.

Allah,
Maafkan aku,
Maaf kurang sabarnya aku.
Sabar melewati keterjalan jalan itu.

Allah, ku mohon tetap bimbing aku.
Hanya padaMu,
Aku bercerita, aku menangis.
Maafkan aku,
Yang pernah ingin putus asa.

Aku, semakin tak baik.
Aku yang nakal.
Hanya berangan dan tak berusaha.
Allah, ku mohon hilangkan malasku.
Semangati aku, Rabb..

PadaMu, dengan sepertiga malamku bersamaMu.
Bukan dengan yang lainnya.

Aku, yang setiap hari menahan.
Menahan keinginan nafsuku.
Menahan sakit sesaknya hati.
Menahan gelisahnya diri.
Menahan tangis perih.
Menahan yang entah sampai kapan.
Menahan yang hanya bisa ku ungkap bersamaMu,
Disepertiga malamku.

Allahu Rabbiii. 😢
Maafkan aku.

Minggu, 05 Februari 2017

Hanya padaMu

Keluarga, teman, sahabat, dan aku.
Pilihan yang sulit.
Nyamankah aku dengan yang sekarang?
Allah, aku harus menjawab apa.
Antara iya dan tidak.
.
Tertekankah aku?
Aku ingin menjawab tidak.
Aku tidak tertekan.
.
Allah, hanya Engkau yang mampu mendengar keluhanku.
Aku hanya mampu berbisik denganmu dalam do'a malamku.
Hanya denganMu dan hanya padaMu.
Ku mohon tetaplah bimbing aku, kemanapun.
Ini jalanku dengan petunjukMu.
Bantu aku memantapkan hatiku, Rabb..
.
Hanya Engkau yang mampu mendengar isak tangisku setiap saat.
Hanya Engkau tempatku mengadu di malam sendu.
Allah, hanya padaMu..
.

Minggu, 22 Januari 2017

😢

Sejak pesan terakhir, sejak itu pula selalu bayangmu yang memenuhi.
Apa kabar?
Aku rindu, sungguh.
Hanya bisa berharap kepadaNya.
Semoga lekas sehat kembali, syafakallah 😩
Abaikan saja pesanku.

Sabtu, 21 Januari 2017

Beliauku

Sesekali beliau bertanya perihal hati. Dan sejak sebulan lalu, sering sekali membahasnya. Tiba-tiba beliau menanyakan (mu) N.
Seperti air yang mengalir, aku bercerita.
Entah dari dan sampai mana.
Tanpa gugup dan ragu, aku terbiasa dengan ini. Beliau berhak tau.
Sampai kinipun beliau tetap sesekali bertanya.
Dan meskipun tanpa ada kaitan dengan dia -temanku-, beliau selalu ingin aku cerita tentangnya.
Sampai akhirnya "Qur'an karo ilmune, pondok karo kuliahe, kewajibane, tetep sabar, ikhlas, syukur, ojo gampang iri, kabih ono dalane.. bocah wadon mesti diluru, jodoh kui gampang".
3 kata terakhir yang kufikir, *kok tekan jodoh?* 😂

Jumat, 13 Januari 2017

ada yg mampu mnyingkap persaan yg lama terbenam... entah...
angin malam...
ia pasti tahu... karna aku selalu bersamamu...
angin malam... kau dingin kn aku krn nya...
tp kadang kala kau jg sejuk an aku krn nya...

entah...

01122016
Repost @anNawawi

Angin malam

Angin malam mengusik perlahan lahan merambah alam, hawa dingin seketika datang menyambut malam..

Waktu semakin susut, detak jam dinding berputar seakan ikut, menemani malam -malam semakin larut, suasana semarak kelam sunyi dan surut..

Angin malam
Bawalah berita yang menggembirakan, singkirkanlah perasaan kalut yang membelenggu,,
Sampaikan kabar yang indah dan menyejukkan kalbu..

Angin malam
Sampaikan pesanku kepada sang rembulan
Bersinarlah menerangi jagat raya dengan senyuman
Di temani bintang gemintang bersinar terang

Angin malam
Ajaklah kunang-kunang menari di gegelapan
Menyanyikan lagu merdu tentang keindahan
Hingga ia mampu mengungkap bait yang sembunyi dalam angan..

22:19
01122016

Sekilas

entah apa yg ku tulis... tak bersajak... tak berirama... tak juga menemui titik anatara bait...

sejauh mana aku mengimajinasikan sosok yg terbayang sekalipun dlm ingatan...
ku raih tangannya... tak kan mampu...
ku pandang dirinya tak kan tampak...
dlm pekat malam... dgn dingin yg kunjung reda... ku tulis sebuah ungkapan yg tau apa artinya...
maaf... pada siapa lagi kan ku kirim ini selain pada engkau...

😭😭😭
22:02
25112016
Repost @anNawawi

Pagiku (2)

adakah pagi ku lbh indah selain saat kau tengok kaca sebelah bersama ku...
d saat kita bersama...  saat kau trlelap entah apa yg kau mimpi...  tau kah engkau,  baru itu pertama kali aku melihat seorang gadis tidur d sebelah ku... 
saat kau...  bersama ku...  ingin ku ulang lagi waktu yg telah lampau...  bersama mu...  mungkin
Pagiku,aku rindu

14082016
Repost @anNawawi

Pagiku

Selamat pagi,
Sepagi ini rindu sudah riuh sekali. Berkali kali merengek ingin dipamerkan padamu..
Dan sapamu..itu serupa samudera kata. Satu sapa, mampu membuat aksara berlomba, berlompatan ingin dibariskan untukmu…
Apa kabar pagimu?
Sempatkah kau tengok terbitnya matahari? Sempatkah kau dengar kabar baik yang disampaikan burung bernyanyi? Sempatkah kau tengok rindu yang kutitipkan pada embun pagi?
.
😄
12082016

Hanya merindu

Merindumu adalah menemu sunyi,
Seperti gerimis menjumpai tangis,
Seperti detak dalam tubuh sajak,
Serupa puisi, sebait kata pada tubuh sepi,
Serupa bunyi, rima yang tak henti-henti..
.
Anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang setitik tapi mampu mengingatkan.
Anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik  tapi mampu mempertemukan.
Anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap membekas..
.
Malam ini, langit menghitam.
Kilat berdentum dalam pekat malam.
Kilauan cahaya sesekali menggores sisian gelap malam.
Hujan malam ini, jelmaan kerinduan.
.
Yang ingin ku dengar adalah suaramu, namun saat ini hanya kenangan atap yang diserbu cucuran hujan, dan hanya wajah malam yang menangis tersedu..
Dalam rindu yang tertahan oleh penantian,
Kusenyapkan malam dalam kesendirian,
Ingin ku titipkan salam rindu padanya,
Yang Setia mendekapku dalam setiap do'a..

31072016

.

Masih aku terpaku
Retak muka remuk raga
Merindukanmu seperti batu

Tatapan mata selalu di angan
Merajut rindu bergelayut
Menantimu seperti batu

Di hatiku terpendam
Bungkam dalam diam sang malam
Merindukanmu seperti batu

Hampa dalam bayang siang
Kosong dalam tenang malam
Merenungimu seperti batu

22:47
28072016

Menunggu (2)

ah...  begitu indah karangan bait yg kau kirimkan pada ku...
andai aku bertanya "adakah kau menanti ku?"  kau lbh tau jawaban yg ku tunggu???
ato aku bertanya "terlalu lamakah aku membuat mu menunggu?"  aku jg sdg menikmati waktu ini...
kau tau,,  jarak memang seperti ini...  waktu pun msh enggan memberikan tempat untuk kita bertatap...
adakah rindu menyelubungi hati mu???
kenapa aku bertanya... 
aku menunggu mu...  salam dr ku...  entah...

26072016
repost @anNawawi

Menunggu

Ketika kegelapan malam tiba, kesendirian dalam sudut kamar,
ada renung dalam  lintasan otakku, terpikir dirimu.
ada dirimu namun hanya bayang yang tersisa..
ada kesepian kau tak disini,
ingin ada disisimu namun tak mampu ku tahan bayangmu..

Gerimis diluar, jadikan malamku kini semakin dingin,
ku tepis rasa gundah, ku buang jauh rasa ragu.
setipis gerimis yang jatuh,.
ingin aku akhiri malam, terlelap dipembaringan,
ingin aku menggapai pagi dalam hayalan buaian
ingin aku terlena, lepaskan beban terpikir tentang dirimu,
sejenak masuki alam imajinasi..
aku tak mampu, matakupun masih terbuka..

gerimis malam, rintik menetes tak berhenti seirama..
terbaring namun tak terlelap, terbujur namun tak tertidur,
pikiran menerawang melintasi malam mencari bayang dirimu,
ku tau, kau juga memikirkan diriku,.

23072016

Rasa

Siang ini,
di sudut kotaku.
Dikala daun daun lunglai dan layu.
Saat butiran peluh tercecer diantara kainku,
Bumi seakan  mendesau...
Saat sebongkah rasa merasuk di hati,
Satu pertanyaan menjadi tanda tanya,
Masih kah langit bersahabat dengan kita,
Diamana awan-awan pelindung bersembunyi,
Panas yang membara laksana membakar bumi seisinya.
Seoalah langit mengardik manusia dengan tingkahnya,
Panas yang membara membumi hanguskan pengeluhnya.
Seolah tak ada ampun lagi menyapa..
.
Wahai sang awan,
Datanglah dengan segera..
Pekat dan hitammu kutunggu menyapa,
Agar suasana kembali segar seperti sedia kala..
'Air' kunanti hadirmu,.

23072016
14:55

Hanya dengan do'a

Malam ini,
Kucoba berteduh dalam pekatnya malam..
Menatap indahnya cahaya purnama yang tak
lelah sinari jiwaku dalam kesunyian..
Desir syahdu sang bayu merayu mencumbui.

Hati yang sendu..
Namun gumpalan awan hitam memenggal
harapan yang kudekap melalui rindu yang tak
bertepi..
Mungkin ini bukan berawal dari kenyataan,
Bukan pula berawal dari mimpi belaka,
Tapi inilah takdir yang pernah menyatukan kita,
Melukiskan dua hati dengan pena asmara,
Mengorbankan hati dengan jarak yang terbentang jauh..
.
Dan aku hanya memiliki kekuatan do'a.

22072016

Langit malam bersamaku

Desir angin malam terasa begitu menusuk, sayup terdengar melodi sang Amor, menguliti tiap helai perasaanku, perlahan tapi pasti,aku terhayut dalam buaian..
Beribu bintang di angkasa bersaksi,
Bulanpun terpaku menatap hatiku,
Suara-suara kecil melengapi sebuah melodi,.

Langit malam menemaniku,
Melukis indah rona bayangmu,
Menghiasi asaku dalam penantian,
Penantianku akan hadirmu..

Andai bintang-bintang bisa berbisik,
Ingin ku titip salam rinduku,
Pada seorang insan dijauh sana,
Yang berharap dalam keheningan..

Seluruh isi jagat raya tak kan mampu,
Tak kan cukup membuatku terhibur,
Membuat melupakan bayang-bayangmu,
Yang teramat benar dalam hatiku,.

Seribu kata rindu pun tak kan cukup,
Mewakili seluruh isi hatiku,
Segudang kata puisi pun takkan melegakanku,.

Angin yang membelaiku,
Menghadirkan aroma tubuhmu,
Menambah gairah asa dalam mimpiku,
Andai engkau tau,
Betapa hebat yang kurasa..
Kini, ku ingin kau hadir entah nyata ataupun mimpiku.

21072016

Hari itu

Dari aliran darahku,
Dari hangatnya sentuhanku, rasa kasih dan sayangku,
Tiada pernah melihatmu nyata...
Tiada pernah menyentuhmu nyata..
Namun di hari itu,
Tanpa ku duga, kau nyata bersamaku..
Dibalik suaramu yang menawan...
Dibalik dinding tebal yang membuatku tiada mungkin menatapmu..
Hanya mendengar suaramu...
Ketika menyapa dan bertanya,
Disaat tertawa girang dalam suasana yang menghibur,
Aku telah......... ah biar aku saja dulu yang mengerti..
.
Dari aliran nadiku,
Aku tiada bisa melupakan suaramu,
Perhatianmu yang terlantun lewat kata-katamu,
Aku terhibur dan terpaku dalam lamunan..
Mengapa dan kenapa bisa..
Bersamamu, bersama senyummu, bersama semangatmu, nyaman ku rasa.
.
Tapi kau terpisah diantara benua yang cukup jauh untuk ku jejaki,
Sampai tiba saatnya aku ingin menemuimu,
Menagih semua yang belum terlalui, semua yang masih jadi mimpi kita.
.
Namun aku slalu bertanya dalam diriku,
Aku bertanya akan senyummu,
Adakah berarti ataupun palsu,
Aku bertanya akan kalimat lembut dari suaramu yang merdu,
Adakah berarti ataupun palsu,
Aku bertanya pada perhatianmu dibalik dinding tinggi,
Adakah berarti ataupun palsu,
Aku bertanya padamu akan suatu yang aku rasakan..
Tapi entah mengapa pula, aku yakin saja..
.
Sesuai inginmu, namamu akan selalu ku genggam dalam setiap deretan do'aku..
Sekali lagi, biarkan do'a kita yang menyatukan..
menyatukan mata air pada muaranya..
.

22:10
Rabu, 20 Juli 2016

Senandung rindu

d bawah tamaran cahaya rembulan aku bersenandung...  entah bait apa yg aku dendang kan...
sebagai majnun yg entah merindukan laila...  siapa gerangan laila itu...  semu... 
rasa yg tak mungkin terungkap...  rindu yg tak mampu tersingkap... 
tirai itu...  entah..   tabir apa yg mjd penghalang... 
seutas senyuman mu mengembang...
kemarin,  entah...  aku tak tau... 
biar rembulan malam ini mjd saksi... 
aku tak tau... 
ia begitu terang...  seakan menertawai ku yg gelisah.. 
semua begitu singkat...  andai waktu itu akan terulang kembali...  tak tau apa yg ku katakan dn ku ungkapkan...  biarlah senandung rindu ini menari bersama angin,  benyanyi bersama suara melata...  aku tak tau...  biarlah...  aku sedang menikmati semua ini... 
dn...  do'a...  ia yg akan menuntun mu pada ku ato sebaliknya... 
biarlah...  biar...  selalu ku tunggu bait" puisi dr mu.. 
salam dr ku

22:10
20072016
Repost @anNawawi

Jelajahku bersamamu

Kau tau?
Seindah bias warna pelangi di awan, tujuh warna kagumkan pesona yang memandang..
Seindah cahaya langit di senja hari,
Ketika rona jingga hantarkan malam,
Berganti dengan sinar terang rembulan,. Dalam gelap gulitanya malam..
Terbesit ku terbayang garis tawa indah raut wajah,
Dan tersadar ku pupuskan bias indah pelangi dan cahaya senja,
Dan keindahan saat bersamamu itu,
Tak akan pernah tergantikan,
Dengan indah bias warna pelangi.
Dan juga cahaya senja sore hari ..
Saat ku ingat canda tawa bersama dirimu..
Seperti ku mendengar alunan syahdu,
Menyentuh kalbu,.
Dan hanya coretan ini.
Ku ungkapkan perasaan itu.
Rasa rindu padamu,
Huemph kau berhasil hadirkan rinduku.
Dan kutemukan kebahagiaan itu.
Saat-saat indah bersamamu..

21:49
19072016

Sebenarnya

Sepi menghimpit, selalu saja merasa seperti ini. Tiba-tiba merasa sedih dan akhirnya menangis. Entah ada apa.
.
Sadari, berpura-pura ikhlas dan rela itu menyakitkan. Maafkan aku, hati. Selalu membuatmu sakit dengan tingkah ku. Tingkahku yang selalu menjadikanmu tempat sembunyi tentang kasih, sayang, rindu dan cemburuku. Maafkan aku, hati.
.
😢
22:57
13012017

Senin, 02 Januari 2017

Mencintai hujan


Mengapa mereka mencintai hujan? Bahkan kamu juga. Apa hujan menyampaikan perih-perih rasa yang tak mampu tersampaikan? Tidak, tentu saja aku tidak membenci hujan. Aku juga mencintai hujan, sama seperti mereka mencintai hujan. Apa kenangan hujan itu selalu manis? Apa rintik hujan itu seperti satu demi satu rintik kenangan yang membuat kita tiba-tiba memiliki rindu?

Saat aku menulis ini, di depanku sama sekali sedang tidak ada hujan. Langit sedang cerah sekali. Tapi, bukankah hujan juga sama seperti cerah? Hujan dan cerah sama-sama ungkapan langit? Hanya saja, aku tidak bisa menemukan ekspresi yang tepat untuk merepresentasikan hujan dan cerah. Apa hujan itu selalu berarti sedih? Apa cerah itu selalu berarti bahagia? Belum tentu.

Mungkin kamu sama sepertiku yang tak mengerti ekspresi langit. Kamu selalu menyangka bahwa hujan itu sendu, kata siapa? Kata siapa cerahnya sinar matahari itu pasti ceria? Kata siapa rintik gerimis itu semuanya menenteramkan? Kebanyakan memang seperti itu, tapi kamu harus ingat, belum tentu. Belum tentu apa yang dilihat dan dianggap ‘biasanya’ itu yang terjadi. Bukankah selalu ada ‘bias’ dalam kata ‘biasa’nya? Mengapa kamu tidak juga berpikir bahwa bisa juga aku menjadi bagian dari bias itu?

Kamu mau tahu bagaimana mengerti ekspresi langit sebenarnya? Kamu mau tahu bagaimana yang kurasakan sebenarnya? Lihat lebih dekat, kamu pasti akan mengerti. Lihat lebih dekat, lebih dekat, lihat lebih dekat. Kamu mungkin akan mengerti. Dan semoga aku selalu berusaha mengerti tanpa meminta untuk dimengerti.