Selasa, 17 Oktober 2017

Teruntuk Beliau-beliauku

Wahai ayah, wahai ibu

Kali ini ingin kusampaikan permohonan maafku

Maaf atas segala waktu yang terbuang sia-sia untuk menungguku

Dimulai sejak kalian menunggu kehadiranku di dunia,

Menunggu aku untuk terus bertumbuh,

Menunggu di depan kelas Taman Kanak-Kanakku,

Menunggu setiap waktu pulang sekolahku,

Menunggu aku selepas bermain dengan teman-temanku,

Menungguiku ketika aku lelah dan lemah hingga aku tertawa lagi,

Menunggu, menunggu, dan terus menunggu hingga waktu membuatku tumbuh menjadi wanita dewasa……

Tak terhenti sampai disana…. Kaupun masih menunggu..

Menungguku pulang dari perantauan,

Menungguku menunjukkan ijazah kelulusan,

Menunggu aku meraih cita-cita yang aku impikan…

Dan menungguku, bukan sekedar menunggu terdiam

Karena kutahu, menungguku berarti beban,

Menungguku berarti terkuras semua peluh di tubuh,

Menungguku berarti terus bekerja keras, tak peduli hingga akhir tetesan darahmu,

Menunggu menunggu dan menunggu, tanpa sedikitpun keluh…

Dan kau terus menunggu…

Menunggu untuk melihat aku mampu berdiri tegak dengan kedua kakiku,

Menungguku tertawa lepas meraih kebahagiaanku,

Menungguku tanpa mengharap balas atas setiap peluhmu yang terkuras….

Dan semua itu kini hanya bisa kubalas dengan rasa malu,

Aku malu untuk berdiri tegak tanpa tahu bagaimana caraku mengganti semua waktumu yang terbuang untuk menungguku,

Aku malu, menghabiskan waktuku untuk semua yang aku mau,

Aku malu, karena peluhku takkan pernah sebanding dengan seluruh peluhmu untuk menunggu kesuksesanku,

Aku malu, karena aku tak tahu benda apa yang lebih berharga dari setiap waktu-waktu itu….

Hingga aku tahu… Benda itu takkan pernah ada….

Aku malu, aku sungguh malu…

Tapi kemudian aku tahu, bahwa Tuhan telah memberiku cara, meski tak berwujud benda…

Aku diberi-Nya cara untuk mendoakanmu, untuk membalas semua keikhlasanmu itu….

Ayah, ibu…. Terima kasih atas segala waktumu…

Tuhan, terima kasih atas karunia-Mu menitipkanku pada ayah dan ibuku

0 komentar:

Posting Komentar