Minggu, 11 Desember 2016

Malam Maulid

Lembar-lembar cahaya
dibuka satu demi satu
menyibak rahasia
ke rahasia berikutnya
Dayang-dayang malam
mengipasi bumi dengan rerintik hujan buatan:
hujan bintang-bintang,
dan serbuk cahaya bulan
Aku membuka lembaran
pada halaman ke-11 almanak kamariah
dan, harus ku buka satu lembar lagi
untuk terciptanya bahagia.

kini aku tiba di lembar cahaya itu
saat ada bayang-bayang tak terlihat
melintas di atas puadai bulan Maulid
mengiringmu membacakan puisi tak sembarang puisi
burdah-barzanji, puisi shalawat nabi
Shallu ‘ala Muhammad!
Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih

Terimakasih untuk malam Maulid 1438 H
Dan kini, sudah 20 tahun sejak 1418 H.
Terimakasih Ibu, telah merawat dan membimbingku hingga saat ini.
Aku rindu ucapan pertama dengan deretan do'a serta harapan-harapannya..
Kini, disini tanpanya.

Namun, terimakasih jua kawanku yang mengingat maulid ini.
Terimakasih untuk hadiah kemenangan serta kejuaraan dari kekompakannya.
Terimakasih untuk hadiah sederhana yang istimewa bagiku di maullid ini.
Malam maulidku bahagia bersama kalian..

Tapi tak bisa ku bohongi,
aku sangat rindu sholawat bareng Ibu..
Sholawat hormat Maulid Nabi di fajar gelap.
Aku rindu..

0 komentar:

Posting Komentar